Saat ini harga gula pasir Rp8.000 per kg. Gula asal tebu Sacharum
officinarum merupakan sumber pemanis utama. Kebutuhan gula nasional
mencapai 4,3-juta ton per tahun. Padahal, produksi dalam negeri hanya
2,72-juta ton per tahun, sehingga untuk mencukupi kebutuhan Indonesia
harus mengimpor.
Singkong sebagai sumber pati ketersediaannya memadai. Luas penanaman
singkong cenderung meningkat. Pada 2008, luas tanam kerabat jarak itu
1.204.933 ha meningkat dari setahun sebelumnya yang 1.201.481 ha.
Harganya pun lebih murah ketimbang sumber pati lain seperti jagung.
Selain itu rendemen juga sangat tinggi, mencapai 80-95%. Artinya dari
sekilo tapioka menghasilkan 800-950 g gula cair. Untuk memproduksi gula
cair, produsen dapat memanfaatkan tapioka alias tepung singkong. Dari
sekilo singkong menghasilkan 250-300 g pati. Menurut Richana gula cair
dari tapioka dibuat dengan teknologi enzimatis. Prosesnya terdiri atas
dua tahap: likuifikasi dan sakarifikasi yang melibatkan enzim.
Likuifikasi merupakan pemecahan pati menjadi dekstrin dengan bantuan
enzim alfa-amilase. Sedangkan sakarifikasi berupa penguraian dekstrin
menjadi glukosa dengan enzim amiloglukosidase.
Proses
pembuatan gula cair berbahan baku kulit singkong dilakukan melalui dua tahap
utama yaitu likuifikasi dan sakarifikasi. Proses lukuifikasi dan sakarifikasi
untuk mendapatkan glukosa dapat dilakukan dengan teknik enzimatis. Hidrolisis secara enzimatis dapat menghasilkan derajat
konversi pati menjadi glukosa lebih tinggi dibandingkan dengan hidrolisa secara
asam, dan dapat mencegah terjadinya kehilangan flavour (aroma). Untuk
menghasilkan sirup glukosa dengan mutu yang baik maka dilakukan proses
pemucatan, penyaringan dan penguapan.
Proses
luquifikasi adalah proses perubahan pati dari kental menjadi encer. Campuran
pati dan air (suspense pati) yang dipanaskan sampai mendidih akan berubah
bentuk menjadi kental yang disebut tergelatinisasi. Setelah ditambahkan enzim,
suspensi tersebut menjadi encer. Pembuatan suspense pati dilakukan dengan
menggunakan tangki atau panci sembari dilakukan pengadukan. Untuk membuat
suspensi gelatin adalah dengan mencampurkan bahan baku singkong yang telah
diparut atau menggunakan tepung singkong dilarutkan dengan air dengan
komposisi: 50 kg bahan baku dan 150 liter air kemudian diaduk hingga rata.
Setelah
itu, ke dalam tangki tersebut dimasukan enzim alfa-amilase dengan aturan pakai
1 ml untuk 1 kg pati. Jadi untuk 50 kg padi ditambahkan 50 ml enzim alfa-amilase.
Enzim tersebut berfungsi untuk menghidrolisis pati sehingga pati yang kental
karena panas (proses gelatinisasi) akan menjadi cair. Derajad keasaman (pH)
suspensi diatur hingga antara pH 6.2 - 6.4 dengan penambahan kapur tohor.
Pemasakan suspensi pati dilakukan sampai mendidih yaitu pada suhu 105 C. Pada
proses pemasakan akan terjadi proses dekstrinasi (proses menjadi dekstrin).
Proses
selanjutnya adalah sakarifikasi yaitu proses perubahan dekstrin menjadi gula.
Pati telah terpecah menjadi desktrin selanjutnya didinginkan manjadi 60 -64 C.
Larutan pati selanjutnya disaring terlebih dahulu, kemudian cairan tersebut
dimasukan ke dalam tangki sakarifikasi dengan penambahan enzim amiloglukosidase
dengan aturan pakai 1 ml / kg pati. Enzim ini berfungsi untuk memecah rantai
desktrin menjadi glukosa. Selama proses berlangsung dilakukan pengadukan untuk
mencampur enzim dengan sempurna. Proses sakarifikasi membutuhkan waktu maksimal
76 jam. Proses sakarifikasi dinyatakan telah optimal jika telah kadar gula
30-35 Brix. Semakin rendah kandungan glukosa , semakin tinggi kandungan
dekstrin dan maltosannya.
Langkah
selanjutnya adalah dilakukan proses pemucatan bertujuan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran dan warna yang tidak dikehendaki atau untuk penjernihan yaitu
dengan memberi arang aktif. Arang aktif memiliki kemampuan adhesi atau
penyerapan sangat kuat sehingga dapat mengikat, menggumpalkan dan mengendapkan
komponen anorganik atau organik untuk membebaskan sirup dari kotoran yang tak
diinginkan. Suhu selama pemucatan diatur 80 oC.
Gulassava memiliki keunggulan harga murah, penggunaan yang lebih hemat
(lebih manis), dan sehat sehingga dapat menggapai konsumen kalangan
menengah Ke bawah, konsumen yang mempunyai pola hidup diet, dan dapat
pula dijual ke berbagai industri (Business to Business) yaitu Restauran
dan Cafe, Hotel, Industi kue basah, kering dan roti, Industri Sirup, dan
Industi Es Krim. Gulassava akan dijual dalam kemasan botol isi 500 gr
Gula Cair dan bentuk jerigen dengan isi 5,000 gr
Singkong dari Kelimpahan Kompos Hasil Olah Sampah Pun Jadi Roti Bergengsi
Roti Kong isian selai nanas ini dikemas dalam silinder mika per 600
gram. Roti Kong Selai Nanas ini dikenalkan untuk ikut menaikan pamor
tanaman tradisional petani yakni singkong ( cassava) atau nama ilmiahnya
(Manihot utilissima). Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:Kalori 121 kal, Air 62,50 gram, Fosfor 40,00 gram, Karbohidrat 34,00 gram, Kalsium 33,00 miligram, Vitamin C 30,00 miligram, Protein 1,20 gram, Besi 0,70 miligram, Lemak 0,30 gram, Vitamin B1 0,01 miligram ( Wikipedia).
Tepung mocaf ( modified cassava flour) dari singkong diketahui mempunyai indeks glikemik (IG) rendah sehingga kadar gula darah
yang ada di dalam tubuh tidak akan cepat naik menjadi menarik untuk
dijadikan pengganti terigu dalam pembuatan nastar selai nanas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar