
Dengan merencanakan penananam secara baik, serta merencanakan segmen pasar, tingkat mutu yang akan diproduksi dalam berkebun cabai serta teknologi yang digunakan, budidaya dilakukan akan efisien dan memberi jaminan keuntungan dalam pengusahaannya.
Cabai merah atau lombok merah (Capsium annum L.), termasuk kedalam tanaman hortikultura sayur-sayuran biji semusim untuk rempah-rempah, perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai penyedap masakan, bahan jamu dan obatan herbal (farmakalogi), industri makanan dan penghangat badan. Kebutuhan terhadap mata dagangan ini semakin meningkat sejalan dengan makin bervariasinya jenis dan menu makanan yang memanfaatkan produk asal cabai. Selain cabai sebagai rempah-rempah, juga sebagai salah satu hasil pertanian, cabai dapat mendatangkan keuntungan bagi petani dan pengusaha. Karena selain dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, cabai juga termasuk kepada mata dagangan yang mempunyai peluang pemasaran ekspor.
JENIS CABAI DAN KARAKTERNYA
JENIS CABAI DAN KARAKTERNYA
Jenis | Karakteristik |
Cabai Besar | Bunga putih , permukaan buah rata dan halus, diameter sedang – besar , kulit daging buah terbal, berumur genjah dan dapat tumbuh di berbagai ketinggian |
Cabai Keriting | Bunga putih atau ungu, buah muda hijau atau ungu, permukaan buah bergelombang, kulit daging buah tipis, umur lebih dalam, buah lebih tahan simpan dapat tumbuh pada berbagai ketinggian. |
Cabai Paprika | Buah muda memiliki warna bervariasi ( kuning, hijau muda, hijau dan ungu, buah kotakatau lonjong, permukaan rata, kulit daging buah tebal , tidak pedas dan cocok untuk datarang tinggi. |
Cabai rawit | Bunga berwarna putih kehijaan, buah muda berwarna putih, kuning atau hijau, daging buah lunak, rasa buah pedas. |

Pada umumnya cabai merah dapat di tanam di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah, yaitu lebih dari 500 - 1200 m di atas permukaan laut (dpl), yang terdapat di seluruh Indonesia terutama di Pulau Jawa. Meskipun lahan yang cocok untuk cabe masih sangat luas, tetapi penanaman cabai di dataran tinggi masih sangan terbatas. Pengembangan tanaman cabai (merah), lebih diarahkan ke areal dengan ketinggian sedikit di bawah 800 m di atas permukaan laut. Terutama pada lokasi yang air irigasinya sangat terjamin sepanjang tahun.
Tanah yang akan ditanami dengan cabe atau sayur sayuran, untuk memberikan jaminan bebas hama penyakit, harus diolah dahulu dan diberi pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak matang, atau kompos berbahan limbah limbah organik. Salah satu caranya, bahan organik maupun pupuk kandang diolah, dengan cara didekomposisi, dengan memanfaatkan fungsi bakteri sahabat manusia (probiotik) dalam aktivator Green Phoskko® (GP-1). Bahkan, bagi kepentingan sanitasi kebun dan penguraian serasah serta sisa-sisa akar gulma dalam tanah, baik untuk dikocorkan larutan Green Phoskko (GP-1). Konsorsium bakteri dalam populasi 10 pangkat 8/ cm cfu, yang terdapat dalam aktivator GP-1 berperanan dalam menetralisir mikroba patogen.
Setelah melakukan upaya sanitasi dari mikroba patogen, setiap hektar ladang atau sawah yang akan ditanami sayuran, diberi pupuk kandang maupun pupuk organik (antara 1 sd 20 ton per Ha). Jika tanah mempunyai kandungan bahan organik (C Organik) < 3, kondisi tanah masih subur, maka pemupukan dengan kompos dan pupuk organik lainnya cukup pada dosis 1 ton/ ha. Jika kandungan bahan organik antara 1 – 2%, maka disarankan pemberian pupuk kandang atau pupuk organik sebanyak antara 1 – 3 ton/ ha. Namun, jika tanah telah banyak pencemarannya ( rusak) atau tanah yang mempunyai kandungan bahan organik sangat rendah, < 1 %, selayaknya diasupi pupuk organik maksimum yakni 20 ton/ha.
.
Setelah melakukan upaya sanitasi dari mikroba patogen, setiap hektar ladang atau sawah yang akan ditanami sayuran, diberi pupuk kandang maupun pupuk organik (antara 1 sd 20 ton per Ha). Jika tanah mempunyai kandungan bahan organik (C Organik) < 3, kondisi tanah masih subur, maka pemupukan dengan kompos dan pupuk organik lainnya cukup pada dosis 1 ton/ ha. Jika kandungan bahan organik antara 1 – 2%, maka disarankan pemberian pupuk kandang atau pupuk organik sebanyak antara 1 – 3 ton/ ha. Namun, jika tanah telah banyak pencemarannya ( rusak) atau tanah yang mempunyai kandungan bahan organik sangat rendah, < 1 %, selayaknya diasupi pupuk organik maksimum yakni 20 ton/ha.
.

Tablet Gramafix® Sayuran Biji telah diformulasi secara khusus berdasar kebutuhan unsur hara berbagai tanaman sayuran biji ( cabe, tomat, ketimun, semangka, blewah, labu buah, melon dan terong, dll) . Dengan kelengkapan hara yang dikandungnya meliputi makro primer ( NPK) , hara makro sekunder ( Mg, S, Ca) dan mikro ( Fe, Zn, B, Cl, Bo, Mo) , pupuk Gramafix® Sayuran Biji disajikan berbentuk tablet ukuran 3 gram. Formula ini telah terdaftar di Departemen Pertanian RI No : T903/ BSP/ II/ 2003. Kandungan hara lengkap dalam setiap tablet Gramafix® Sayuran Biji membuat petani sayuran dalam memupuk tanamannya tidak perlu lagi mencampur dan menambahkan unsur lain seperti urea, SP maupun KCL sebagaimana biasanya. Disajikan dalam ukuran tablet 3 gr disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi dan dosis pada tanaman sayuran biji.
Usaha agribisnis cabe sangat menguntungkan karena tingkat pengembalian modal yang cepat. Namun sebenarnya, dibalik semua itu akan menampilkan resiko yang sangat tinggi. Resiko yang paling rawan dihadapi petani adalah serangan hama penyakit dan fluktuasi harga yang tidak menentu. Dengan pemberian input hara lengkap sesuai kebutuhan genetisnya, melaksanakan pemupukan terpadu aplikasi pupuk anorganik dan organik, vigor tanaman akan kuat menghadapi serangan penyakit, dan berguna menurunkan intensitas organisme pengganggu tanaman (OPT). Sementara, fluktuasi harga, akan bisa diatasi dengan telah dilakukan proses penanganan pasca panen agar komoditi hasil pertanian dapat disimpan lebih lama. Dengan kedua langkah itu, kesehteraan petani dan keluarga tani akan berpeluang untuk dicapai, salah satunya dari agribisnis cabai.*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar